Kamis, 11 Oktober 2012

Cerita Dewasa 18+ - Hai.... perkenalkan namaku Vanny Septerina. Orang biasa memanggilku Vanny. Aku seorang wanita keturunan Belanda. Sebelumnya aku beritahukan bahwa aku adalah seorang lesbi yang menyukai sesama wanita. Kulitku kuning langsat dan rambutku hitam kecoklatan-lurus. Tinggi badanku 168cm. Alamat e-mail aku: vanny.sexy@yahoo.com. Maaf saat ini fotoku belum dapat ditampilkan, tapi nanti akan saya kirim juga ya agar pembaca dapat mengenal aku ( Trim's sebelumnya). Umurku saat ini sudah 28 tahun. Dan aku adalah alumni dari universitas swasta terbaik dinegeri ini, jurusan kedokteran. Namun setelah lulus aku lebih suka berbisnis dengan papa aku, jadi gelar dokter aku jadi tidak terpakai... hehehe... (maklum salah jurusan)

Aku tinggal di suatu kompleks perumahan mewah dengan ditemani Parjo pembantuku (umurnya kira-kira 22th) dan Jecko anjing dobermanku. Waktu itu papa menghadiahi aku Jecko saat aku lulus kuliah (kira-kira 5th yang lalu), katanya sih untuk menjaga aku. Makanya sejak kecil aku yang merwat Jecko, bahkan tidurnyapun sekamar dengan aku. Papa & mama aku sudah 2 tahun terakhir ini jarang sekali pulang ke Indonesia , karena papa baru investasi sebuah pabrik garmen di negeri Cina. Dan saat ini akulah yang mengelola peternakan babi dan perusahaan trading milik papa. Lumayan dalan satu tahun terakhir kemarin aku bisa mencapai omset hingga 400 miliar lho... hebat khan? Hehehe...

Sebagai wanita lesbi, didalam laci meja kamar aku ada bermacam-macam dildo/ vibrator hingga beraneka warna dan bentuknya. Sampai2 karena penasaran dengan bentuknya aku membelinya ke luar negeri, sambil sekalian shopping. Karena untuk memuaskan birahiku, terkadang aku bermasturbasi dikamar tidurku dengan ditemani Jecko anjingku. Memang sejak kecil Jecko sering aku ajak bermasturbasi, namun hanya sebatas aku suruh menjilati cairan pelumasku yang membasahi selakangan (vagina & dubur) saat aku terangsang. Lebih dari itu tidak pernah. Kini Jecko sudah dewasa. Badannya besar sekali dan warnanya hitam mengkilat. Makanya aku tidak pernah lagi melibatkan anjingku saat bermasturbasi, walau terkadang anjing tsb suka menjilat2 selakanganku saat aku tidur. Mungkin karena sudah terbiasa kali...

Oke deh, aku rasa cukup perkenalan dari Vanny. Kini aku akan mulai ceritanya. Perlu pembaca ketahui bahwa cerita ini adalah cerita nyata yang baru-baru saja terjadi dalam kehidupan aku....

Malam itu hari Sabtu kira-kira jam 1 pagi, aku pulang dari diskotik. Tampak Parjo membukakan pintu pagar untuk memasukkan mobil BMW seri-3 terbaru aku. Saat itu aku mengenakan rok span mini warna biru tua dari LEA Jeans & kaos ketat warna hijau muda dari POINT ONE. Badanku terasa letih sekali, karena tadinya sehabis pulang diskotik aku sempat ML dengan Rina teman lesbiku hingga 2 kali orgasme. Akupun langsung duduk diruang keluarga sambil nonton Indovision channel kesukaanku. Tiba-tiba datang Parjo sambil membawa secangkir teh kesukaanku. Tanpa curiga sedikitpun aku langsung meminumnya. "Parjo..." seruku. "Iya non Vanny, ada apa?" sahutnya. "Parjo kalau kamu belum kantuk, tolong sih pijitin sebentar kaki aku. Kok rasanya sendi2ku pada nyeri sekali. Tolongin ya Jo..." seru aku. Memang biasanya kalau aku letih/ kecapekan aku biasa suruh tukang bijit mbok Minah untuk memijit, tapi karena saat itu masih pukul 1 dini hari dengan terpaksa aku minta tolong Parjo untuk memijit kaki aku.

"Dari mana aja non Vanny? Kok tumben sampai malam begini pulangnya?" tanya Parjo sambil memijit2 kakiku. "Ahh... mau tahu saja sih Jo, ya biasa dong aku kan banyak pekerjaan." Ooo... begitu, sahut Parjo sambil mengangguk. "Eh non Vanny, ngomong2 Parjo tambah lagi ya minumnya biar non Vanny lebih segar." Lalu tak lama diapun kembali dengan membawa secangkir teh. Dan untuk kedua kalinya tanpa ragu2 akupun langsung saja meneguknya hingga habis. Tapi... "Ahh, kok rasa tehnya agak berbeda dengan yang tadi Jo..?" tanya aku. "Oh iya non, tadi Parjo kasih jamu sedikit biar stamina non Vanny lekas pulih," jawab Parjo sambil tersenyum. "Ah kamu ada2 saja Jo..," sahutku.

Tak lama kemudian mataku terasa berat sekali dan kepalakupun jadi pening. Pengelihatanku jadi buram... Samar2 aku melihat Parjo tersenyum-senyum seperti kegirangan. Dan... Buukk!! Aku jatuh telentang diatas karpet depan TV dan hampir2 aku tidak sadar lagi. Namun mataku tetap terbuka sedikit, sehingga samar2 aku tetap dapat melihat. Dalam rasa pusing yang amat sangat, aku masih dapat merasakan tangan Parjo yang tadinya memijit2 kakiku kini sedang menyingkap rok spanku keatas. Jari-jarinya mulai berani menggerayangi selakanganku... hingga aku sempat mendesah. Mungkin karena Parjo melihat keadaanku yang sudah terkena obat ramuannya, dia menjadi semakin berani. Hingga payudarakupun diremas2nya... dan vaginakupun muali dijilatinya. "Hmmm... srruupt... vagina non Vanny lembut sekali... putih... dan wangi.... sruupt... srruupt..." seru Parjo saat itu sambil terus menjilat2 selakanganku."Oohhh.... jangaaan Jooo... jangaaan," teriakku berusaha menahannya. Namun sia-sia, karena tak beberapa lama kemudian aku sudah tidak sadar lagi.

Pagi itu aku terbangun kira-kira pukul 7 pagi, karena aku merasakan perih pada selakanganku. Betapa kagetnya aku saat menyadari tubuhku sudah tenkurap dan dua buah bantal mengganjal bawah tubuhku sehingga posisiku agak menungging. Dan yang lebih membuat aku shock saat itu adalah saat menyadari bahwa Jecko anjingku sedang mengawini aku. Ooohhh... penisnya telah masuk menyumpal duburku. Kulihat dari cermin meja riasku pantat anjing dobermanku yang maju mundur cepat sekali menyodokkan penisnya dalam duburku. Aaahh... duburku terasa panas sekali... namun aku belum cukup tenaga untuk dapat bergerak saat itu. Sehingga aku cuma bisa merintih kesakitan. Kira-kira 20 menit kemudian... CRUUT... CRUUUT... CRUUUT.... aku merasakan cairan hangat mengalir dalam duburku. Lalu Jeckopun langsung pergi keluar dari ruangan.

Aku masih telentang tak berdaya diatas karpet ruang keluarga, sampai kira2 satu jam baru aku dapat bangun dan duduk dikarpet tasb. Kesadarankupun mulai pulih. Dan.... Ya ampuuun... lendir-lendir berceceran dimana-mana diatas karpet kesayangan mama. dan kulihat aku masih tetap mengenakan pakaian utuh dengan rok span dan kaos ketatku walau tentu saja sudah pada tersingkap semua. Namun BH dan celana dalamku hilang entah kemana. Vagina dan duburku penuh dengan cairan putih kental. Aku tidak tahu sperma2 tsb milik Parjo atau Jecko. Selain itu kulihat juga vibratorku penuh dengan lendir, mungkin semalam juga sempat dipakai Parjo saat menikmati tubuhku.

Lalu akupun berdiri dan langsung masuk kamar mandi untuk membersihkan diri. Karena rencanaku sehabis mandi aku akan langsung periksa ke dokter spesialis untuk vagina dan duburku. Betapa kagetnya aku saat aku mau kencing, karena begitu aku jongkok kulihat dari vaginaku keluar seperti kain. dan saat kutarik ternyata celana dalamku yang bercorak bunga2 kecil berwarna putih. Tadinya aku pikir cuma sekedar celana dalam, namun ternyata setelah celana dalam tsb aku tarik secara utuh, keluarlah cacing-cacing tanah dan tanah hitam beserta lendir... banyak sekali jumlah cacing itu (kira2 semangkuk soup). Kontan saja aku langsung menjerit, karena aku paling jijik sama cacing. Selesai mandi akupun langsung ke dokter agar vagina dan duburku disteril.


Sejak peristiwa tersebut Parjo tidak lagi bekerja sebagai pembantu rumah tangga aku, namun Jecko anjingku tetap saja sebagai penjaga rumahku.

0 komentar:

Posting Komentar